Dance memang bakat yang menjadi perhatian beberapa tahun ini.
banyak sekali kompetisi dance diadakan tidak hanya di sekolah - sekolah tetapi juga di luar sekolah.Dance tidak lepas dari istilah Dance beregu yang rata - rata lebih dari 3 orang didalamnya.
Begitu juga badi dancer dari Surabaya kita ini.
TO THE POINT begitulah mereka menyebut dirinya.Berbekal dengan Kerjsama dan prestasi serta keyakinan akhirnya mereka lolos dari babak audisi dan 48 besar dan kini mereka harus tampil kembali di babak 28 besar minggu ini.
Banuyak yang bilang kalau mereka meniru pola dance dan juga Kostum dengan juara BGT 2009 namun disini mereka meyakinkan kalau mereka adalah TO THE POINT bukan DIVERSITY atau seperti dance group lainnya.
Oleh karena itu bagaimana kedepannya kita lihat minggu ini dalam Final IGT 3.
Lebih lanjut berita kami ambil dari Situs resminya Di IGT.
Ternyata Surabaya banyak menyimpan bakat dancer muda.
Kalau sebelumnya kita dikejutkan dengan penampilan SKJ atau Surabaya Kejang, kali ini giliran Fanny, David, Inneke, dan Pian yang tergabung di dalam grup dancer To The Point atau disingkat TTP.
Walaupun masih muda, To The Point sudah cukup dikenal di Surabaya. Menjuarai Dance Competition NBA Madness 2010 di Surabaya adalah salah satu prestasi mereka yang paling menonjol.
“Dari dulu memang ingin membentuk grup dancer, tapi personilnya belum ketemu,” ujar Fanny, yang akhirnya bertemu dengan Pian saat mengikuti lomba dance perorangan. Masalahnya, waktu itu Fanny mewakili Surabaya, sedangkan Pian mewakili daerahnya, Makasar. Akhirnya Pian memutuskan hijarh ke Surabaya. Kok mau pergi jauh-jauh ke Surabaya?
“Bagaimana, ya? Untuk berkembang di Makasar masih sangat sulit. Setelah bertemu dengan papanya Fanny, saya diminta untuk membentuk grup dancer bersama Fanny. Ya, akhirnya saya mau,” ujar Pian. Kebetulan, papa Fanny turun tangan langsung menangani To The Point. Sanggar tempat berlatih dan kostum juga disediakan. Terakhir, David dan Inneke ikut bergabung.
“Sayang juga sih, tapi mau bagaimana lagi?” ujar Fanny yang selalu menjadi inspirator tim bersama Pian. Keduanya tak jarang sering berdebat, untungnya tak lama langsung berbaikan lagi.
“Kalo berantem terus, nggak jadi To The Point dong,” ujar David sambil tertawa. Nama grup ini juga dimaksudkan sebagai ciri mereka dalam mengemukakan pendapat.
“Memang enakan to the point aja,” ujar Inneke.
Selain gaya yang atraktif, To The Point juga mementingkan unsur komedi atau teatrikal. Mereka membentuk formasi menyerupai kapal, senjata, atau bahkan benteng. Bahkan ketika tampil di babak awal, Pian sempat meluncur melalui pegangan tangga. Sayangnya, hal itu luput dari pantauan kamera.
“Memang kami selalu mencari inovasi-inovasi baru dalam gerakan dance,” kata Fanny yang langsung diamini oleh rekan-rekannya.
Salah satu Juri yang terkesan adalah Anjasmara. “Gerakan kalian sangat powerful dan enerjik.” Sebelumnya, memang Anjasmara sempat mejagokan Surabaya Kejang. Mama Ina dan Ria Irawan juga sepakat.
Tampil bersama Dayu di babak result, keduanya berhasil maju ke babak berikutnya. To The Point lolos karena perolehan sms, sedangkan Dayu diselamatkan oleh juri. Melihat To The Point, tak sabar rasanya menunggu talenta-talenta berbakat yang akan tampil di panggung Indonesia Got Talent berikutnya.
Kamis, 25 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
selama TTP
BalasHapuskalian mank pantas masuk